Beritain.co | Kota Depok – Ini dia bukti peradaban maju terdahulu Nusantara, antara lain “Kadalivana Mocha”
“Mocha” berarti pisang “Kadalivana” artinya kebun pisang, Mocha & Padhi adalah bahasa asli bangsa Nusantara maju terdahulu, buah dari tanaman hasil “Rekayasa Teknology” tumbuhan leluhur bangsa Indonesia.
Penelitian tentang tanaman pisang oleh science saat ini, bahwa Pisang jenis “Musa Balbisiana”,varietas asli yang bersumber dari Indonesia, mengandung biji banyak dan dianggap sebagai salah satu “Spesies Leluhur” dari varietas hibrida.
Pisang jenis “Pacoba atau Pacova” adalah “Pseudobaga” dari pohon pisang, tanaman herba dari keluarga Musaceae genus Musa, Selain genus Ensete akan menurunkan atau menghasilkan apa yang disebut “Pisang Palsu”, mereka tumbuh di 130 negara.
University of Melbourne Australia meneliti dan menyimpulkan bahwa nama-nama umum hanya lokal dan tidak sesuai dengan kultivar yang dikenal, maksudnya tumbuhan ini dahulu dan berasal dari suatu daerah atau lokal saja, Asia Tenggara Indonesia disimpulkan sumber berasalnya.
Bukti arkeologi dan Paleo Environmental baru-baru ini terungkap di Kuk Swamp di provinsi Dataran Tinggi Barat New Guinea menunjukkan bahwa tumbuhan ini sudah ada sejak setidaknya 5000 SM atau bahkan hingga 8000 SM.
Pisang disebutkan dalam dokumen yang ditulis untuk pertama kalinya dalam sejarah dalam teks-teks lama sekitar 600 SM, “Musaceae” terutama genus Musa, telah diperkenalkan ke dunia oleh imigran dari Asia Tenggara, kira-kira pada 200 SM
Di bawah Ini alasan leluhur kita “Merekayasa” tumbuhan yang menghasilkan buah “Pisang Original/Musaceae” dan menggunakan “Media” pisang dalam acara adat, Pengolahan emas dan lainnya karena ada hal “Scientific” yang bermanfaat dan punya tujuan.
Antara lain karena pisang khas mengandung sekitar setengah gram potassium, ia akan memiliki aktivitas sekitar 15 Bq.
Pisang mengandung bahan “Radioaktif” alami dalam bentuk potasium-40, isotop radioaktif, terutama kalium – 40 (40 K).
Sumber alami utama dari radioaktivitas dalam jaringan tanaman adalah kalium : 0,0117% dari potassium yang terjadi secara alami adalah isotop potassium-40 yang tidak stabil (40 K).
Isotop ini meluruh dengan waktu paruh sekitar 1,25 miliar tahun (4 × 10 16 detik), dan karena itu radioaktivitas kalium alami adalah sekitar 31 Bq / g – yang berarti bahwa, dalam satu gram unsur, sekitar 31 atom akan bereaksi setiap detik.
Karena pisang khas mengandung sekitar setengah gram potassium, ia akan memiliki aktivitas sekitar 15 Bq, Pisang mengandung 15 gram karbon, ini akan mengeluarkan sekitar 3 hingga 5 sinar beta per detik.
Dengan menggunakan faktor ini, satu dosis setara dengan “Pisang” keluar sekitar 5,02 nSv / Bq × 31 Bq / g × 0,5 g ≈ 78 nSv = 0,078 μSv.
Komisi Internasional tentang Perlindungan Radiologi memperkirakan koefisien 6,2 nSv / Bq untuk konsumsi kalium-40, dengan datum ini BED yang dihitung akan 0,096 μSv, lebih dekat ke nilai standar 0,1.
Nilai 9.82 × 10 −8 sieverts atau sekitar 0,1 microsieverts (10 μrem) untuk pisang seberat 150 gram (5,3 oz).
Ini perbandingan “Dosis Radiasi” pada sievert, mulai dari yang sepele sampai yang mematikan :
Pisang 150 gram (5,3 oz) = 0,078 μSv.
Radiasi maksimum yang diizinkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir 500 BED (250 μSv).
CT scandada menghasilkan 70.000 BED (7 mSv).
Dosis radiasi yang mematikan adalah sekitar 35.000.000 BED (3500 mSv).
Satu truk pisang mampu membunyikan alarm ketika melewati “Radiation Portal Monitor” yang digunakan untuk mendeteksi kemungkinan penyelundupan bahan nuklir.
Pisang dapat menjadi penangkal sihir atau energy buruk, syaratnya pisang tersebut tidak boleh terkena tanah karena energy alami akan ternetralkan oleh bumi, indentik dengan arde pada listrik.
Pisang banyak digunakan pada acara ritual Leluhur Nusantara hingga kini, karena banyak hal yang yang bermanfaat dari “Radiasi” yang terpancar dari energy di dalam nya secara scientifik ini terbukti.
Kulit buah pisang juga di gunakan sebagai salah satu bahan pelarut unsur AU atau emas dengan menambahkan unsur lain, karena kulit buah pisang mengandung unsur K (Kalium).
Pisang dapat menetralkan energy sihir yang ada di dalam tubuh, artinya jika seseorang mempunyai ilmu tertentu jika makan jenis pisang tertentu ilmu itu akan hilang.
Ini diantara alasan leluhur kita “Merekayasa” dan menggunakan “Media” pisang dalam acara adat di setiap budaya asli di Nusantara, ada banyak hal “Scientific” yang belum di ketahui ilmu pengetahuan saat ini, hanya karena “Publikasi” yang tidak benar seolah ini men “Dua” kan Tuhan.
Ada “Mahluk” yang juga hasil “Rekayasa” leluhur Nusantara yang harus mengkonsumsi buah ini karena alasan “Scientific” seperti penjelasan di atas.
Saat kita mundur 2 langkah untuk melompat jauh kedepan, kita dapati leluhur kita sudah berada 1000 langkah di depan kita saat ini.
Hanya karena “Publikasi” bangsa lain tentang kita yang tidak benar, seolah bangsa yang baru kemarin ada, tidak ada catatan sejarah sebelum tahun 78 Masehi, ini karena ke “Khilafan” kita menghitung awal tahun saka di prasasti, hingga hilang sejarah maju leluhur kita sebelum tahun itu.
INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #santosaba
(Revicionist History)