Sahabat Sholehku…beritain.co🙏
Prof. DR. Buya Hamka adalah seorang tokoh dan seorang pembesar Ormas Muhammadiyah di Indonesia, disaat beliau masih usia muda dan baru pulang dari tanah jazirah Arab/Timur Tengah, sekembalinya ke tanah air beliau disetiap ceramahnya dan menyatakan bahwa, “Maulidan haram dan bid’ah. Dan ketika orang berdiri dan membaca shalawat saat Asyraqalan/Mahallul Qiyam adalah bid’ah dan itu sangatlah berlebih-lebihan, tidak ada petunjuk dari Nabi Muhammad SAW,”. tegas Buya saat itu.
Prof.DR. Buya Hamka ketika itu dengan tegas menyatakan bahwa, ” Membaca Qunut dalam sholat subuh termasuk bid’ah tidak ada tuntunanya dari Rasulullah SAW. Sehingga Prof. DR. Buya Hamka tidak pernah melakukan Qunut disaat waktu sholat subuhnya.
Namun, ketika saat-saat Prof. DR. Buya Hamka sudah berusia lanjut, beliau berkenan dan hadir dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada saat orang mengundangnya. Orang-orang sedang asyik membaca Maulid al-Barzanji dan bershalawat saat Mahallul Qiyam, Buya Hamka pun turut serta asyik dan khusyuk mengikutinya.
Sementara itu ketika ia menginjak usia lanjut beliau menjalankan dan membaca doa Qunut dalam sholat subuhnya didalam kehidupannya sehari-hari.
Para muridnya kebingungan, lantas para muridnya bertanya, “ Buya, dahulu sewaktu masih muda begitu keras menentang acara-acara seperti itu termasuk membaca Qunut dalam sholat subuh namun sekarang koq berubah, ada apa Buya,” kritik para muridnya kepada Buya Hamka.
Lalu Prof. DR. Buya Hamka sedikit diam dan menjawab, “Iya, dahulu sewaktu saya masih usia muda, kitabnya baru satu. Namun setelah saya mempelajari banyak kitab, saya menyadarinya, ternyata ilmu Islam itu sangatlah luas, dahulu saya baru membaca satu kitab, namun sekarang saya sudah banyak baca seribu kitab,” ucap Prof.Dr. Buya Hamka menyadari kekeliruannya dihadapan para muridnya.
Diceritakan oleh KH. Zuhrul Anam mendengar dari gurunya, Prof. DR. As-Sayyid Al-Habib Muhammad bin Alwi al- Maliki Al-Hasani, dari gurunya Al-Imam Asy-Syaikh Said Al-Yamani beliau mengatakan:
اذازاد نظر الرجل واتسع فكره
قل انكاره على الناس “
“Jikalau seseorang bertambah ilmunya dan luas cakrawala pemikiran serta sudut pandangnya, maka ia akan semakin sedikit menyalahkan orang lain,”.
Selanjutnya, apa bila seseorang mempelajari ilmu Fiqih, seharusnya ibadahnya membuat orang tersebut menjadi semakin luwes, bukan justru menjadikan ia semakin kaku dan sempit keilmuannya tentang beribadah.
Maka dari itu, semakin gemar menyalahkan orang lain menunjukkan semakin kedangkalan ilmunya, semakin tinggi ilmu seseorang maka akan ia semakin tawadhu/rendah hati, semoga bisa mendapatkan guru yang tidak pernah menyalahkan orang lain dan tidak mudah mengkafir-kafirkan siapapun, jadilah perekat diantara sesamanya.
Salam Bahagia…Para Pembaca“`🙏